KBC

Klub Belajar Credo (KBC) dimulai dari tahun 2011 sebagai kelas percontohan dengan tujuan penelitian untuk mendukung pelatihan dan pengembangan dan implementasi program (Program Kekreatifan Pribadi, Ruang Kelas yang Kreatif, Literasi, Matematika, dan Asesmen and Evaluasi.)

Program Kekreatifan Pribadi

Program Kekreatifan Pribadi


Riset menunjukkan bahwa kreativitas bisa dilatih. Pelatihan kreativitas merupakan cara yang efektif untuk mengembangkan kemampuan kreativitas pribadi. Program Kekreatifan Pribadi Credo terdiri dari modul 4P, Hambatan dalam Kreativitas, Pemecahan Masalah Secara Kreatif, Kecerdasan Majemuk, dan Kemampuan-Kemampuan TIM. Rangkaian modul ini bertujuan mengembangkan pribadi yang kreratif.

4-P

"Untuk memahami kreativitas bisa ditinjau dari pribadi (Person), proses (Process), produk (Product), dan lingkungan (Press) (Rhodes, 1961).
1. Pribadi (person) menilik hal-hal yang terdapat pada individu yang kreatif untuk dapat dikenali dan dikembangkan dalam diri seseorang.
2. Proses (Process) menilik akan proses dalam seseorang memahami masalah, mencari ide-ide untuk solusi, lalu mewujudkan ide-ide tersebut setelah mempertimbangan dan memutuskan solusinya.
3. Produk (Product) menilik pada hasil kreativitas yang orisinil, berguna, dan menjawab permasalahan.
4. Lingkungan (Press) menilik pada lingkungan yang mendukung terciptanya kenyamanan untuk membiarkan ide-ide mengalir dan berkembang."

Hambatan dalam Kreativitas

Kesadaran akan kekreatifan pribadi merupakan pintu bagi meningkatnya kreativitas seseorang. Menyadari potensi hambatan dalam kreativitas adalah langkah awal seseorang bisa menjadi lebih kreatif. Hambatan dalam kreativitas bisa datang dari pribadi, bisa juga dari lingkungan. Modul Hambatan dalam Kreativitas membedah jenis-jenis hambatan ini dan mengeksplorasi cara mengatasinya.

Pemecahan Masalah secara Kreatif

Untuk seseorang memecahkan permasalahan, ada proses yang terjadi di dalam pikirannya. Proses tersebut meliputi beberapa tahapan, mulai dari memahami inti masalah, kemudian memikirkan ide-ide untuk bisa dijadikan solusi, dan langkah terakhir yaitu merencanakan solusi yang bijak (Miller, Vehar, Firestien; 2001). Modul Pemecahan Masalah secara Kreatif mengeksplor tahapan-tahapan CPS.

  • Berpikir Diversi dan Konversi

  • Diversi dan konversi adalah cara berpikir yang digunakan saat memecahkan masalah secara kreatif. Diversi bertujuan untuk membebaskan pikiran dari rasa takut salah sehingga apa yang ada di dalam pikiran boleh dituangkan sebanyak-banyaknya. Sementara konversi bertujuan untuk memilih ide yang sesuai dengan permasalahan secara bijak.

Kecerdasan Majemuk

Kecerdasan Majemuk Kecerdasan Majemuk diartikan dengan 8 perbedaan kemampuan intelektual manusia. Dalam proses kognitifnya, tiap orang memiliki kecenderungan yang berbeda-beda. Proses belajar-mengajar akan berjalan optimal jika seseorang mengerti beragam kecerdasan majemuk dan berupaya untuk mengembangkan dirinya melalui kecenderungan kecerdasannya.

Kemampuan-Kemampuan TIM

Paul E. Torrence mengembangkan modul untuk pengajaran dan belajar secara kreatif (Torrance Incubation Model) yang di dalamnya melibatkan 18 kemampuan. Credo menemukan, bahwa kemampuan-kemampuan TIM ini bisa dilatih untuk meningkatkan efektivitas kehidupan sehari-hari.

Menanggapi Masalah Sehari-hari

Sampah merupakan masalah sehari-hari yang tidak bisa dihindari. Kreativitas diperlukan untuk menangani masalah secara efektif. Modul ini mempersiapkan peserta untuk menggunakan Kreativitas Pribadi demi mendapatkan solusi.

  • 3R

  • Melalui modul 3R, Credo mengajak peserta untuk menyelidiki inti permasalahan mengenai masalah sampah dan mencari alternatif solusi untuk menangani sampah yang ada.

Ruang Kelas yang Kreatif

Ruang Kelas yang Kreatif


Dalam kegiatan mengajar, kreativitas adalah kemampuan yang sangat diperlukan untuk seorang guru dapat membuat pengalaman belajar menjadi bermakna, efektif, dan relevan bagi murid. Kemampuan untuk menganalisa akar permasalahan, menelurkan solusi yang relevan atas masalah yang timbul, dan mengantisipasi sesi mengajar dari permasalahan yang mungkin timbul; semua ini memerlukan kreativitas.

Rencana Pengajaran

Kegiatan mengajar bukan hanya mengajarkan kemampuan/konsep baru, tapi juga mengajarkan metakognisi sebagai kemampuan utama yang perlu dimiliki murid untuk memastikan belajar sebagai proses yang dikuasai murid secara mandiri. Rencana belajar yang fokus pada tujuan, melibatkan variasi kegiatan, juga secara kognitif tersusun secara bertahap (sesuai kemampuan kognisi anak) merupakan salah satu syarat kesuksesan mengajar di dalam kelas.

Manajemen Ruang Kelas

Kegiatan mengajar-belajar yang efektif memerlukan kreativitas guru untuk mengatur ruang kelas yang menghormati seluruh warga kelas, dengan melibatkan sikap menghargai nilai-nilai yang telah disepakati bersama, variasi kegiatan, dan strategi untuk mengatasi perilaku yang menyimpang.

  • Disiplin yang Positif

  • Strategi-strategi untuk mengatur perilaku yang didasari oleh rasa hormat terhadap nilai-nilai yang telah disepakati bersama.
  • Restitusi

  • Strategi-strategi untuk membuat efek jera tanpa menghukum, yang bertujuan untuk membangun kesadaran akan peran seseorang dalam sebuah konteks yang lebih luas.

Lingkungan yang Kreatif (Fisikal)

Lingkungan yang kreatif bisa diciptakan dalam suasana belajar dengan prinsip-prinsip kreativitas, di mana guru memberi ruang gerak yang cukiup luas-terbatas kepada anak, sehingga anak bisa bereksplorasi dengan aman untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan masalah. Penting untuk membangun kepercayaan diri murid dan mengerti bahwa setiap murid memiliki kapasitas memecahkan masalah secara berbeda.

Material dan Teknik

Kegiatan belajar-mengajar yang aktif dan menyenangkan perlu orang dewasa yang kreatif dalam mempersiapkan kegiatan. Dalam menyiapkan material kegiatan belajar mengajar, bahan yang digunakan untuk belajar-mengajar menentukan interaksi dalam kegiatan. Bahan yang digunakan untuk mengajar dan belajar tidak terbatas pada apa yang ada di pasaran. Material bisa menggunakan bahan-bahan yang ada dengan teknik yang beragam disesuaikan dengan kebutuhan saat pengajaran.

Strategi Mengajar

Untuk menciptakan ruang kelas yang kreatif, dibutuhkan strategi mengajar yang membuat murid merasa aman ketika belajar. Strategi mengajar bisa melibatkan panca indera dan emosi, adanya diskusi dengan teman yang memungkinkan murid menuju ke penemuan-penemuan dan penyelesaian masalah-masalah, dan pengajaran secara bertahap.

Literasi

Literasi

Kemampuan untuk mengelola dan menggunakan informasi yang relevan menentukan kualitas kekreatifan seseorang. Meningkatnya pengetahuan sejalan dengan peningkatan kreativitas orang tersebut. Literasi adalah kemampuan dasar yang menentukan terpaparnya seseorang dengan berbagai informasi yang berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan orang tersebut, demikian juga dengan kekreativitasannya.

Program Membaca

Instruksi literasi yang bertujuan melatih kemampuan berkomunikasi secara efektif yang melibatkan kemampuan mendengar dan mengucap bunyi-bunyi bahasa lisan, juga membaca dan menulis bunyu-bunyi bahasa yang tersimbolkan dalam bentuk tulisan.

  • Pembaca Berkembang

  • Intruksi literasi untuk anak yang baru belajar membaca dengan meliibatkan 6 komponen literasi (Kesadaran Cetak, Fonologi, Kosakata, Pemahaman, Pengetahuan Alfabet, dan Fonik) yang diajarkan secara bertahap, terstruktur, dan menyenangkan.
Pemahaman : Komponen yang di dalamnya mempelajari strategi-strategi untuk memahami bacaan. Berawal dari menggunakan strategi pemahaman dalam kegiatan membaca lantang hingga akhirnya, ketika anak sudah bisa membaca dengan kelancaran, anak bisa terlengkapi dengan beragam strategi untuk memperoleh pemahaman dari bacaan yang sedang dibacanya.
Kosakata : Komponen yang di dalamnya mempelajari perbendaharaan kata dengan tujuan untuk memperluas kosakata seseorang untuk mempermudah pemahaman dan meningkatkan efektivitas komunikasi.
Kesadaran Cetak : Komponen yang di dalamnya mempelajari konvensi buku dan konvensi tulisan. Tujuan dari komponen ini adalah menumbuhkan kesadaran murid bahwa tulisan mengandung makna dan melalui tulisan, ada banyak informasi di sekeliling mereka.
Fonologi : Komponen yang di dalamnya mempelajari bunyi-bunyian dalam bahasa Indonesia. Tujuan dari komponen ini adalah menumbuhkan kesadaran terhadap bunyi-bunyi bahasa, mulai dari satuan yang bermakna (kata) hingga ke satuan bunyi terkecil tanpa makna (fonem).
Pengetahuan Alfabet : Komponen yang di dalamnya mempelajari tentang nama, bunyi, dan bentuk huruf. Ke-26 huruf dalam alfabet masing-masing memiliki bentuk kapital dan bentuk kecil.
Fonik : Komponen yang menggabungkan semua komponen-komponen sebelumnya untuk seseorang bisa membaca. Di dalamnya menghubungkan bunyi bahasa dengan simbol (alfabet) untuk kemudian bisa dibaca dan ditulis dengan cara tertentu (kesadaran cetak), yang memiliki makna (kosakata, pemahaman).
  • Pembaca Pemula

  • Intruksi literasi untuk anak yang baru mulai bisa membaca dengan sedikit kelancaran dan memiliki paparan terhadap beberapa jenis ragam bacaan. Pengajaran strategi secara eksplisit, dengan fokus pada ciri-ciri masing-masing ragam bacaan, merupakan ciri utama instruksi pengajaran ini.
  • Pembaca Lancar

  • Instruksi literasi untuk anak yang sudah lancar dalam membaca dan memiliki strategi-strategi untuk memahami bacaan. Tujuan program ini untuk membekali pembaca dengan struktur bacaan sebagai strategi memahami bacaan dan alur organisasi ide dalam menulis. Di tahap ini, paparan terhadap ragam jenis bacaan sudah banyak, baik bacaan fiksi dan non fiksi. Bacaan yang disajikan bukan hanya dari buku, tetapi juga bentuk-bentuk tulisan lain dalam kehidupan sehari-hari.

Perpustakaan Kecil

Ide-ide untuk membangkitkan minat baca anak-anak di area yang minim sumber bacaan dan tidak memiliki fasilitas memadai untuk pengadaan perpustakaan.

Matematika

Permainan

Salah satu pendekatan yang digunakan Credo dalam program matematikanya adalah Concrete-Pictorial-Abstract (CPA) atau konkrit-gambar-abstrak. Pengajaran Matematika pada tahap konkrit dan gambar dilakukan melalui berbagai permainan untuk membuat anak memahami konsep dasar matematika, bahwa matematika tidak hanya berupa deretan simbol menyeramkan seperti rumus. Anak yang mengerti matematika akan menyukai matematika.

Perangkat Belajar

"Ada dua jenis perangkat belajar yang telah dikembangkan Credo. Perangkat tersebut dikembangkan bersamaan dengan permainan matematika:
1. Perangkat khusus untuk mendukung belajar melalui permainan.
2. Perangkat umum yang digunakan sebagai alat bantu belajar.
Perangkat belajar yang dibuat bertujuan untuk merepresentasikan konsep yang abstrak. Material yang dipakai diambil dari barang-barang yang ada di sekitar anak untuk memastikan kemudahan replikasi dan sustainability. "

Asesmen dan Evaluasi

Asesmen dan evaluasi adalah sesuatu yang penting pada proses belajar-mengajar. Mengapa? Karena baik guru maupun siswa bisa belajar dari kedua hal ini. Asesmen bisa berupa berbagai pertanyaan sepanjang pengajaran untuk menilai sejauh mana pemahaman dan penalaran seorang anak. Dari sini guru belajar dari jawaban anak. Karena itulah, asesmen yang dibuat harus sesuai dengan apa yang sudah dipelajari. Hasil asesmen anak-anak bisa menjadi evaluasi guru di akhir pengajaran maupun semester.